Sekolah Robot Tenaga Guru Nao Robot

Sekolah Robot Tenaga Guru Nao Robot, Sekolah Robot dilengkapi dengan alat pemrograman visual yang dirancang untuk memungkinkan siswa untuk memberi kode perilaku untuk robot, termasuk gerakan-gerakan, suara, musik, dan bicara.

Sekolah Robot Tenaga Guru Nao Robot

Menurut pemiliknya, Geoffrey Fowler, sekolah tersebut merupakan sebuah gebrakan yang dibuat Excel. Meskipun tidak lebih dari sebuah portakabin, namun sekolah robot tersebut berhasil menarik peminat secara masif ketika pertama kali dibuka pada September 2016 lalu.
Sebanyak 180 siswa sangat beruntung menjadi peserta pertama yang mendapatkan tempat di sekolah tersebut, dan mendapatkan pengalaman kurikulum pembelajaran yang kini telah memasuki minggu ke-12.
Ada beberapa kelompok yang telah memulai proyeknya, diantaranya adalah salah satu kelompok tersebut telah dirancang dari awal untuk lingkungan virtual reality yang menunjukkan perjalanan mereka di sekitar Ethiopia sebagai bagian dari proyek untuk melihatkan pekerjaan charity Water Aid.
Di sekolah ini, salah satu grup siswa membuat proyek virtual reality environment, yang mampu memperlihatkan kondisi nyata sekitar perkampungan Ethiopian. Proyek ini sebagai bagian dari upaya penggalangan dana untuk air bersih.
Sementara grup siswa lainnya menghabiskan semester dengan mengajarkan Pepper, robot yang berwujud seperti manusia. Pepper diajarkan untuk membuat sejumlah gerakan, bahkan hingga gerakan dab yang saat ini tengah menjangkiti warga dunia.
Hal seru lainnya dilakukan grup siswa yang akan melakukan perjalanan ski yang tidak biasa akhir pekan nanti. Selama perjalanan, mereka akan diikuti oleh 11 Nao Robot, yang akan merekam bagaimana mengajarkan permainan sko.
Sekolah robot tersebut tidak menerapkan pekerjaan rumah. Mereka membiarkan siswa untuk menyelesaikan projek yang mereka lakukan, sebagai bagian untuk menginspirasi mereka menjadi bagian dari proses belajar mengajar.
Sekolah ini tidak bekerja sendirian. Mereka bekerja sama dengan berbagai industri. Tidak terkecuali University of East London, dan juga Thames Water and Fujitsu.
Di era yang semakin modern ini, ruang kelas di sekolah-sekolah mulai menerapkan berbagai teknologi tinggi. Mulai dari papan interaktif, menggunakan laptop, dan juga pembelajaran online semakin berkembang. Namun apakah kurikulum benar-benar berubah, atau anak hanya belajar hal yang sama pada perangkat yang berbeda?
Beberapa orang berpendapat bahwa pendidikan generasi saat ini, mulai dari anak-anak telah menerima pendidikan yang sedikit berbeda dari orang tua mereka, atau bahkan dari kakek dan nenek. Keterampilan generasi saat ini cenderung membutuhkan pembelajaran yang berbeda, mengingat saat ini adalah zaman dimana kecerdasan robot buatan sudah mulai mengancam pekerjaan.
Karena itu, kini mulai bermunculan sistem belajar mengajar yang berbeda di berbagai belahan dunia. Seperti dilaporkan BBC, pada Konferensi Bett yang digelar di London, terdapat sejumlah bentuk pembelajaran berteknologi tinggi yang ditawarkan sejumlah ilmuwan.
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar